Di Indonesia, operasi dan kemoradioterapi masih menjadi pengobatan utama bagi pasien kanker, namun, metode tersebut tidak dapat membersihkan sel kanker secara keseluruhan. Selain itu, operasi dapat menimbulkan luka dan risiko yang besar, sehingga sulit diterima oleh pasien kanker stadium lanjut dan pasien lanjut usia; dan pasien yang menjalani kemoterapi secara berlebihan umumnya mengalami rambut rontok, mual, muntah dan efek samping lainnya.
Di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou terdapat metode pengobatan “Minimal Invasif” yang tanpa operasi dan kemoradioterapi, namun dapat mencapai hasil yang efektif, bahkan minim luka, tanpa rasa sakit, dan minim efek samping menjadi pilihan pengobatan baru untuk pasien yang tidak berani atau tidak bisa menjalani pengobatan konvensional.
Metode minimal Invasif pertama dimulai oleh Prancis pada tahun 1987, Minimal Invasif tanpa operasi, hanya memerlukan 1-3 lubang kecil pada tubuh pasien sebesar 0.5-1cm, tidak meninggalkan bekas luka, tanpa rasa sakit, proses pengobatan yang singkat, dan pemulihan cepat. Akhir-akhir ini, jika dibandingkan dengan pengobatan lainnya, metode “Minimal Invasif” memiliki keunggulan dalam setiap bidang pengobatan kanker, serta dapat memberikan harapan baru bagi pasien kanker payudara, kanker hati, kanker paru, kanker usus, kanker serviks dan berbagai penyakit kanker lainnya di Indonesia.
Saat ini, pilihan apa saja yang dimiliki pasien di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou? Ahli Onkologi akan memperkenalkan secara detail kepada Anda.Terakhir, peringatan : teknologi Minimal Invasif bervariasi pada setiap orang (didasarkan pada riwayat penyakit pasien, stadium kanker, penyebaran, kekambuhan, dan lain-lain), teknologi pengobatan kami hanya sebagai referensi, tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya pengobatan klinis. Bahkan pada saat proses pengobatan, mengenai metode pengobatan mana yang akan diterapkan, harus disesuaikan dengan kondisi pasien.