Cara pengobatan gagal ginjal adalah pengobatan melalui makanan, pengobatan melalui obat-obatan, cuci darah, transplantasi ginjal dan pengobatan stem cells.
Pengobatan melalui makanan dapat meringankan gejala yang ada pada penderita. Tapi pola makan yang rendah protein selama jangka panjang dapat menyebabkan 20%-50% malnutrisi. Malnutrisi yang parah dapat mengakibatkan kematian.
Pada fase awal gagal ginjal kronis, obat-obatan dapat mengontrol kondisi pasien dengan baik, tetapi karena penderita gagal ginjal kronis tidak sanggup menahan efek samping obat, penggunaan obat harus sangat berhati-hati.
Ketika penderita mulai timbul gejala uremia dan sudah tidak dapat dikendalikan lagi, untuk kelangsungan hidup haruslah melakukan cuci darah. Cuci darah menggunakan alat sebagai pengganti ginjal, proses pengobatannya sangat menyakitkan dan selain itu penderita harus sering melakukan cuci darah. Biaya transplantasi ginjal sangat besar, sumber ginjal juga sangat sedikit, kebanyakan pasien tidak sanggup menerima semua itu.
Pengobatan di atas adalah pengobatan pada umumnya dan memiliki khasiat tertentu, tapi sayangnya juga memiliki banyak kelemahan. Seiring perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan melalui teknik stem cells mendatangkan harapan baru bagi pasien gagal ginjal.
Stem cells adalah sel yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi. Dalam kondisi tertentu, stem cells dapat berdiferensiasi menjadi sel ginjal. Transplantasi stem cells melalui intervensi arteri pada organ ginjal penderita, stem cells dapat memperbaiki dan meregenerasi sel ginjal, sehingga dapat memulihkan fungsi ginjal dan mengobati gagal ginjal kronis.
Kondisi sebanyak 92% penderita gagal ginjal kronis membaik setelah menggunakan pengobatan stem cells.
Gagal ginjal kronis adalah penyakit yang semakin hari akan semakin buruk dalam jangka panjang. Pertama, stem cells akan mengontrol perkembangan penyakit penderita gagal ginjal, kemudian seiring dengan stem cells memulihkan fungsi ginjal, gejala gagal ginjal kronis akan semakin berkurang, dari yang sudah memasuki fase akhir gagal ginjal berubah menjadi fase awal. Obat-obatan dan cuci darah hanya mengontrol perkembangan penyakit gagal ginjal, tidka dapat membuat kondisi penderita menjadi lebih baik.
Menurut Modern Cancer Hospital Guangzhou, dalam 5 tahun, terdapat 92% penderita gagal ginjal yang kondisinya membaik setelah menggunakan pengobatan stem cells. Setelah menerima transplantasi stem cells, dalam 1-3 minggu, gejala anemia, edema, hipertensi menjadi berkurang.kadar kreatinin serum, protein, darah samar menurun. Bengkak, kurangnya selera makan, lelah juga berkurang. Angka dari pemeriksaan darah rutin menjadi normal, kualitas tidur menjadi baik kembali. Wajah kembali berwarna merah, buang air kecil dan besar menjadi normal. Dalam setengah tahun, kebanyakan penderita gagal ginjal kondisinya menjadi baik dan tidak menemukan efek yang tidak baik.
1 kali transplantasi stem cells hanya membutuhkan waktu 10 hari, biasanya penderita harus melakukan 3 kali transplantasi stem cells. Setiap kali transplantasi membutuhkan waktu 8-25 hari. Jika dibanding dengan obat-obatan, pengobatan melalui makanan dan cuci darah yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, waktu pengobatan stem cells jauh lebih singkat.
Asalkan terdapat kerusakan jaringan pada ginjal, stem cells dapat menunjukkan khasiatnya. Stem cells dapat mengobati kerusakan ginjal karena Glomerulonefritis, nefropati pembuluh darah, penyakit ginjal genetic, infeksi ginjal, penyakit sistemik, penyakit ginjal karena toksik, nefropati obstruktif. Pengobatan stem cells juga dapat mengobati gagal ginjal kronis pada fase I, fase II, fase II dan fase IV.
Obat-obatan dan cuci darah hanya mengobati gagal ginjal kronis pada fase tertentu.
WONG SOOK KWAN asal Malaysia, pada bulan Juni 2017 didiagnosa kanker payudara stadium II. Menjalani kemoterapi di Malaysia, dikarenakan hasil pengobatan yang tid
Read More ›SOMPORN NA PHATTHALUNG pasien kanker prostat stadium lanjut asal Thailand, sebelum datang ke rumah sakit, kondisinya hanya berbaring di tempat tidur tidak bisa
Read More ›Oktober 2017, Mai Thi Kim Duyen, pasien kanker serviks stadium lanjut, dikarenakan operasi yang dijalani di Vietnam tidak efektif, ia data ke St. Stamford Modern
Read More ›