Palinee Suthisarunsak
Pasien multiple myeloma stadium IV asal Thailand - Palinee Suthisarunsak, dengan senang memperlihatkan bagian lehernya, tumor itu sudah menghilang, lehernya kembali halus. Jika bukan karena Palinee yang memperkenalkan, kita tidak dapat membayangkan, 3 bulan yang lalu ia mengalami infiltrasi di bagian kulit lehernya dikarenakan multiple myeloma, benjolan di lehernya berukuran sekitar 5*3cm, kanker membuatnya kesulitan berjalan. Dokter yang menangani Palinee menjelaskan, setelah menjalani Intervensi dan Terapi Natural, kini kadar globulin pada tumor markernya menurun dari 73 hingga 27 (nilai normal 20-30), selanjutnya ia hanya membutuhkan kontrol rutin dan beberapa hari lagi diperbolehkan keluar rumah sakit.
Kanker Muncul, Menolak Kemoterapi
Sebelum didiagnosa multiple myeloma stadium IV, kondisi tubuh Palinee sudah mulai mengalami beberapa gejala. Pada bulan Februari 2017, ia mengalami nyeri di bagian pinggang dan punggung, pergerakan lumbar vertebrae terbatas, kaki kanan mati rasa, sakit, dan gejala lainnya. Bulan Maret, ia pun melakukan MRI pinggang di rumah sakit Thailand, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya metastasis tulang. Dokter setempat menjelaskan bahwa kemungkinan besar ini adalah kanker. Meskipun sudah mempersiapkan mental, tetapi pada saat anaknya dengan pasti memberitahukan hasil medis, ia tetap sangat ketakutan. Karena di Thailand banyak orang menganggap kanker sama dengan kematian, dan kemoterapi adalah cara utama untuk mengobati kanker, “Kemoterapi memiliki efek samping yang sangat besar, bisa membuat rambut rontok, tubuh lemah, muntah dan sebagainya. Ini adalah alasan utama saya tidak ingin menjalanin pengobatan kemoterapi,” kata Panilee.
Tumor di bagian leher Palinee ketika awal masuk rumah sakit
Memilih Untuk Percaya, Pergi Ke Luar Negeri Menjalani Pengobatan Tumor
Sang adik mendapatkan informasi tentang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou melalui internet, dan mereka pun mendatangi kantor perwakilan di Thailand. Ketika Panilee mengetahui bahwa St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki teknologi pengobatan canggih seperti Intervesi, NanoKnife, Microwave Ablation (MWA), dan metode minimal invasif lainnya yang tidak memerlukan kemoterapi dan operasi, ia yang tadinya khawatir kini serasa mendapatkan harapan, “Dokter di kantor perwakilan memberikan pilihan metode pengobatan dan menjelaskan metode yang sesuai dengan kondisi saya, bahkan dengan sangat sabar menjelaskan metode pengobatan ini, hal ini membuat saya yakin terhadap St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.”
Tentu saja keputusan Panilee ditentang oleh banyak teman dan keluarga, karena mereka mengkhawatirkan dirinya yang cenderung sulit beradaptasi dengan lingkungan luar, dan yang terutama adalah khawatir dia telah dibohongi. Karena di internet ada banyak berita seperti itu, hal ini membuat mereka mengkhawatirkan Panile.
Sebelum keluar dari rumah sakit tumor di bagian leher Palinee telah menghilang
Intervensi Menghilangkan Tumor Sebesar Telur di Bagian Leher
Pada bulan April 2017, dengan penuh harapan dan penantian, Panilee pun datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Awal rumah sakit, tulang belakang yang sakit membuatnya tidak dapat berjalan, kakinya sakit sampai gemetaran, di leher kirinya terdapat benjolan sebesar telur, dan berat badannya menyusut hingga 5kg.
Pada 10 April 2017, hasil pemeriksaan sitologi aspirasi sumsum tulang menunjukkan “tumor infiltrasi kulit leher multiple myeloma stadium IV”, dan pada tanggal 13 April dan 4 Mei ia pun menjalani Intervensi. ”Setelah menjalani Intervensi pertama, rasa sakit di bagian tulang belakang saya berkurang secara signifikan, sampai Intervensi kedua, saya sudah tidak merasakan sakit lagi,” ujar Panilee senang saat membahas tentang hasil pengobatannya.
Dokter yang menangani Panilee menjelaskan tentang perbedaan Intervensi dengan kemoterapi biasa. Intervensi adalah obat anti tumor yang dimasukkan melalui micro kateter langsung tertuju pada jaringan yang akan membunuh sel kanker tanpa merusak sel normal lainnya, memiliki durasi pengobatan yang singkat, dapat dilakukan berulang kali, minim efek samping dan lebih efektif. Jika dikombinasikan dengan Terapi Natural dan Tradisional Chinese Medicine (TCM), metode ini dapat meningkatkan imun tubuh dan meningkatkan efektivitas pengobatan dalam jangka panjang.
Bulan Mei 2017, saat kedua kalinya masuk rumah sakit, ia menjalani 2 kali Intervensi, setelah selesai menjalani Intervensi keempat, benjolan di lehernya menghilang secara menyeluruh, hasil globulin pada tumor marker menunjukkan penurunan dari 73 menjadi 27 (nilai normal 20-30), kini ia dapat berjalan dengan bebas, dalam waktu luangnya ia dapat pergi bermain dan mendaki gunung di sekitar rumah sakit.
Foto bersama Palinee Suthisarunsak dan perawat di rumah sakit
Selama masa pengobatan di Guangzhou yang kebetulan sedang musim hujan, ia mengtakan, setelah pulang ke Thailand ketika hujan ia akan teringat Guangzhou, “Dokter dan suster yang merawat saya telah memberikan kasih layaknya kasih seorang ibu kepada saya selama saya dirawat di rumah sakit, setiap orang memberikan rasa kehangatan,” kata Panilee. Beberapa hari lagi Panilee akan keluar dari rumah sakit, semoga ia menang dari penyakit kankernya!
Untuk pertanyaan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami via online, email atau telepon. Untuk info-info terkini, anda dapat mengunjungi Facebook dan Youtube kami.