“Jangan menyerah, harus bisa bertahan dan bertahan, sekarang teknik pengobatan kanker sudah sangat maju, kanker pasti bisa disembuhkan, kita tidak boleh menyerah terhadap diri sendiri.”
Di akhir tahun 2014, saat mendengar lagi dari dokter untuk melanjutkan Kemoradioterapi, hati Mrs. Wei terasa berat, kehidupan seperti neraka harus dialami sekali lagi, beliau tidak yakin bisa bertahan melalui penderitaan akibat kemoradioterapi lagi. Kekambuhan kanker payudara membuat Mrs. Wei putus asa, segalanya serba tidak jelas, tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh.
Bertahan melalui penderitaan kemoradioterapi demi anak-anak
Mrs. Wei, 53 tahun, orang Malaysia. Tahun 2012, Mrs. Wei tanpa sengaja mendapati adanya benjolan 2 cm di payudara kirinya. Setelah diperiksakan ke rumah sakit ternyata kanker payudara, dokter menyarankan kemoterapi, radioterapi dan operasi pengangkatan. Meskipun mengetahui efek samping pengobatan ini sangat besar, tapi demi kedua anaknya yang masih sekolah, seberapa menderitanya pun, beliau juga harus tetap bertahan.
Mrs. Wei menjalani operasi pengangkatan benjolan di payudara kiri, radioterapi dan kemoterapi. Mengenang masa-masa itu, Mrs. Wei dengan takut mengatakan “Sekujur tubuh terasa kaku, tidak bisa makan, tidak bisa tidur, sering berpikir mungkin detik berikutnya tidak sanggup lagi bertahan!”
Selama kemoterapi, efek samping yang dialami Mrs. Wei sangat besar. Saat itu tubuhnya lemah tidak bertenaga, mengangkat lengan pun terasa lelah, hampir sepanjang hari berbaring di tempat tidur, sekujur tubuh merasakan ketidaknyamanan yang tidak dapat dijelaskan. Selama menjalani pengobatan, beliau kehilangan indra perasa, segala makanan baginya seperti penghapus yanghambar rasanya, makanan sering tersendat di tenggorokan dan sulit ditelan. Namun agar tubuh bisa pulih secepatnya, beliau memaksakan diri untuk makan.
“Masa-masa itu begitu sengsara, saya orang yang tidak bisa diam, sepanjang hari terbaring di ranjang, berpikir ingin mati, setiap hari dilalui dengan hati-hati, terkadang sambil berbaring sambil menangis.” Mrs. Wei mengatakan: “Untunglah ada suami yang mendampingi sehingga saya bisa melalui masa-masa sulit itu.”
Setelah setahun menjalani kemoterapi dan radioterapi, tumor di tubuh Mrs. Wei menghilang. Dokter memberitahu, beliau dapat menghentikan pengobatannya, cukup melakukan pemeriksaan rutin, mengonsumsi obat pencegah kekambuhan. Namun dalam waktu 2 tahun, penyakit kanker Mrs. Wei kambuh lagi, sel kanker menyebar ke paru-paru kiri, hati, kelenjar getah bening retroperitoneal, tulang paha bilateral, acetabulum sebelah kanan, dan banyak bagian lainnya, sudah memburuk hingga stadium IV. Dokter setempat menyarankan untuk melakukan kemoterapi lagi. Mrs. Wei merasa putus harapan, beliau tidak tahu apakah masih sanggup bertahan melaluinya lagi.
Metode Minimal Invasif, pengobatan kanker tak lagi sengsara
November 2011, Mrs. Wei datang ke Guangzhou, China. Beliau menjalani pengobatan komprehensif Minimal Invasif dengan Metode Intervensi + Cryosurgery di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.
20 November 2015, Mrs. Wei pertama kali menjalani metode Intervensi. Dengan metode ini hanya perlu membuat sebuah lubang kecil berukuran 1-2mm, melalui panduan alat pencitraan memasukkan obat langsung ke tumornya dengan konsentrasi obat 2-8 kali lipat lebih tinggi dibanding infus ke pembuluh darah, dapat dengan efektif membunuh tumor secara cepat, dampak terhadap bagian tubuh lainnya juga kecil. Setelah menjalani Intervensi, tidak ada efek samping yang dirasakan Mrs. Wei, begitu juga setelah menjalani Cryosurgery, tidak ada ketidaknyamanan yang dirasakan. Setelah melalui serangkaian pengobatan, pada Agustus 2016, hasil pemeriksaan menunjukkan tumor pada tubuh Mrs. Wei sudah menghilang, kondisi penyakit terkontrol dengan stabil.
Mrs. Wei dengan rasa terima kasih berkata: “Di sini saya mendapatkan pengobatan yang saya inginkan, keseluruhan proses pengobatan terasa ringan. Di luar jadwal pengobatan, saya masih sanggup mengikuti kegiatan wisata yang diadakan pihak rumah sakit, sehari-hari juga mengikuti acara pertemuan pasien, selama masa pengobatan masih bisa bekerja. Jika dibandingkan saat menjalani kemoradioterapi di Malaysia, Metode Minimal Invasif semudah seperti disuntik saat flu.” Saat kembali ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang, beliau juga sering menghibur pasien lain: “Jangan menyerah, harus bisa bertahan dan bertahan, sekarang teknik pengobatan kanker sudah sangat maju, kanker pasti bisa disembuhkan, kita tidak boleh menyerah terhadap diri sendiri, apalagi kita sedang menjalani pengobatan yang canggih!”
Ketua Ahli St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Peng Xiaochi menyatakan Metode Minimal Invasif telah mengatasi kerugian yang dirasakan pasien akibat operasi, radioterapi maupun kemoterapi konvensional, memiliki keunggulan seperti luka sayatan yang kecil, minim efek samping, cepat terlihat efeknya, sangat efektif bagi pengobatan pasien kanker stadium lanjut dan stadium akhir, merupakan metode efektif untuk pengobatan pasien kanker stadium lanjut dan akhir yang diakui saat ini. St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki 18 teknologi Minimal Invasif, sejak berdiri telah menerapkan metode-metode ini untuk mengobati puluhan ribu pasien kanker dari seluruh dunia
Untuk pertanyaan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami via online, email atau telepon. Untuk info-info terkini, anda dapat mengunjungi Facebook dan Youtube kami.