Kanker Kambuh Setelah 5 Tahun, Ia Menghadapinya Dengan Positif
Toh Bee Guet, pasien kanker paru stadium 4 asal Malaysia
Toh Bee Guet tahun ini berusia 55 tahun. Ia adalah seorang pasien kanker paru stadium 4 asal Johor Baru, Malaysia. Pada tahun 2012 silam, ia sempat terdiagnosa limfoma. Saat itu ia menjalani 6 siklus kemoterapi dan dengan tegar menerima berbagai efek samping kemoterapi, seperti mual muntah, rambut rontok dan sebagainya. Tentang kankernya yang kambuh, ia mengatakan, “Saya sudah melewati lebih dari 5 tahun, banyak juga orang yang mengalami kekambuhan, menghadapinya dan terus berobat!” Pada September 2017, saat menjalani pemeriksaan karena sesak nafas, dokter menemukan cairan dan tumor pada parunya, ukuran tumor 2 cm, ia didiagnosis kanker paru stadium 4. Dokter mengeluarkan cairan yang ada di paru-parunya, serta memberikan obat guna mengontrol perkembangan sel kankernya. Namun setelah lebih dari 1 bulan mengkonsumsi obat, ia mengalami kulit kering di bagian jari, bibir dan hidung, jarinya bahkan sampai berdarah. Melihat kondisi yang seperti itu, ia dan keluarga memutuskan untuk mencari pengobatan lain.
Oktober 2017, melalui internet dan koran, keluarganya mengetahui seminar St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang diadakan di Johor Baru. Dengan didampingi keluarga, ia mengikuti seminar tersebut dan berkonsultasi dengan Prof. Xu Haitao. Mendengar penjelasan Prof. Xu tentang metode pengobatan yang efektif dan minim efek samping, kepercayaan diri Toh Bee Guet mulai kembali, ia percaya metode pengobatan minimal invasif bisa menyembuhkan kankernya.
Dengan Dukungan Keluarga, Ia Berobat ke Guangzhou
Dengan bantuan kantor perwakilan di Kuala Lumpur, Toh Bee Guet mengurus visa dan segala prosedur keberangkatan. Pada 9 November, ia dan keluarga tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah melalui berbagai pemeriksaan, termasuk CT otak, untuk melihat kondisi penyebaran kankernya. Hasil CT menunjukkan terdapat tumor di paru kiri, hilus kiri, serta pleura kiri. Tumor yang awalnya hanya 2 cm kini sudah menjadi 4 cm, selain itu, dokter juga menemukan tumor sebesar 2 cm di bagian otaknya. Setelah didiagnosis, tim MDT St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou pun menentukan metode pengobatan, yaitu 3 kali Intervensi dan kemoterapi.
Sebelum dan sesudah pengobatan. Cairan menghilang, tumor menyusut.
“Mengingat kemoterapi dapat menimbulkan efek samping, kami memutuskan untuk menerapkan Intervensi. Berbeda dengan kemoterapi biasa, Intervensi adalah pengobatan secara lokal, obat akan langsung dimasukkan pusat tumor melalui pembuluh arteri, sehingga tingkat konsentrasi obat lebih tinggi dan lebih efektif membunuh tumor. Metode ini tidak merusak organ normal di sekitarnya, minim efek samping, dan tidak membuat kondisi pasien menjadi drop,” jelas dr. Ma Xiaoying yang menangani Toh Bee Guet.
Sebelum dan sesudah pengobatan. Metastase di otak menghilang pasca pengobatan
Saat menceritakan kisahnya, Toh Bee Guet selalu tersenyum. Sikap positifnya juga mempengaruhi kami para staf rumah sakit. Ia mengatakan, “Saya tidak mau sedih terus menerus. Dulu, walaupun sedang dalam masa kemo, rambut saya habis, saya tetap keluar membeli makan dan bertemu dengan teman. Kita harus tetap semangat, jangan berlebihan. Anggap saja kanker ini seperti penyakit flu, yang hanya perlu diobati dengan baik.” Kami berharap, semua pasien kanker akan sama seperti Toh Bee Guet, terus semangat dan pulih secepatnya.
Untuk pertanyaan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami via online, email atau telepon. Untuk info-info terkini, anda dapat mengunjungi Facebook dan Youtube kami.