Wong Sioe In
Setelah Menjalani Mastektomi Dan Metastasis Paru
Tahun 2003, Wong Sioe In menyadari adanya benjolan di payudara kanan dan didiagnosa kanker payudara oleh rumah sakit di Jakarta. Hal ini membuatnya yang tadinya menyukai yoga, chi dan olahraga lainnya, kondisi fisiknya yang tadinya sehat mendapatkan kejutan. Tidak sempat untuk bersedih, Wong Sioe In dan keluarga pun mengikuti saran dari dokter yang ada di rumah sakit Jakarta untuk menjalani mastektomi kanker payudara di bagian kanan. Demi hasil yang efektif, Wong Sioe In juga menjalani 6 kali kemoterapi sistemik. “Efek samping dari kemoterapi sistemik sangat besar, dalam proses kemoterapi, rambut saya rontok banyak, kondisi fisik sangat lemah, mual dan tidak nyaman, dan lemas,” kata Wong Sioe In.
Meskipun proses kemoterapi Wong Sioe In mengalami penderitaan, tetapi hasil dari pengobatan tersebut memuaskan : 2 bulan kemudian, Wong Sioe In keluar dari rumah sakit, kondisi fisik semakin membaik.
Tadinya ia berpikir bahwa semua bencana dan cobaan telah berakhir, namun takdir sekali lagi bercanda dengan orang tua ini : Awal tahun 2017, Wong Sioe In tiba-tiba merasa sulit untuk bernafas, sulit naik turun tangga. Melakukan PET/CT scan di rumah sakit Jakarta, hasil menunjukkan kanker paru bagian kiri mengalami efusi di pleura bagian kiri, sel kanker metastasis ke bagian paru.
Sebelum pengobatan, tumor dan efusi di paru
Pergi Ke Luar Negeri Untuk Mengobati Kanker
Kekambuhan kembali dan metastasis kanker membuat Wong Sioe In dan keluarga tidak ingin menjalani operasi dan kemoterapi, dan pergi mencari pengobatan kanker yang minim rasa sakit dan memiliki persentase kekambuhan yang lebih kecil. Dalam suatu kesempatan, anak Wong Sioe In mengetahui tentang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, lalu mengantarkan ibunya pergi ke Guangzhou untuk menjalani pengobatan.
Tanggal 28 Maret 2017, Wong Sioe In untuk pertama kalinya datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, “Rumah sakit di sini dengan sangat perhatian memberikan pelayanan kepada pasien, bahkan ada tim medis (MDT) yang memantau metode pengobatan saya setiap hari, membuat saya merasa nyaman dan tenang.” Wong Sioe In dengan senang mengatakan kesan pertamanya terhadap rumah sakit.
Tim medis (MDT) rumah sakit dengan cepat mengatur jadwal pemeriksaan, melalui jarum biopsi yang ditusuk ke paru bagian kiri hasil tersebut menunjukkan kanker paru sudah memasuki stadium IV, paru bagian kiri atas ada sebuah tumor bulat yang berukuran 2.2*2.5*2.8cm, bagian paru dipenuhi sejumlah besar cairan yang mengandung darah di pleura. Berdasarkan kondisi fisik pasien, tim medis (MDT) rumah sakit menentukan pengobatan minimal invasif Intervensi + Terapi Natural + Terapi Gen Bertarget.
Sebelum keluar rumah sakit, Wong Sioe In menggenggam tangan dokter dengan erat menunjukkan rasa terima kasih
5 Kali Intervensi Membuat Tumor di Bagian Paru Menghilang
Dokter yang menangani Wong Sioe In mengatakan, “Banyak pasien kanker payudara setelah menjalani operasi dan kemoterapi, tetapi tidak dapat terlepas dari ancaman kekambuhan dan metastasis, hal ini dikarenakan pasien kanker, terutama pasien yang berusia lanjut seperti Wong Sioe In, setelah menjalani operasi dan kemoterapi memiliki tingkat kekebalan tubuh lebih rendah dibangdingkan orang lain, cenderung lebih mudah mengalami kekambuhan dan metastasis. Karena itu pengobatan minimal invasif yang minim rasa sakit dan minim efek samping cocok untuk mereka yang memiliki peluang kekambuhan lebih besar. Dengan mengkombinasikannya dengan pengobatan Tradisional Chinese Medicine dan Terapi Gen Bertarget, pengobatan dapat membunuh sel kanker dengan akurat dan meningkatkan imun tubuh pasien, meminimalisasi persentase kekambuhan dan metastasis kanker.”
Tanggal 11 April 2017, Wong Sioe In menjalani Intervensi pertama, “Obat anti kanker dimasukkan melalui pembuluh darah arteri femoralis langsung ke dalam pusat tumor, karena dengan obat yang melalui arteri tidak akan merusak jaringan normal lainnya, sebelum dan setelah pengobatan tidak mengalami muntah, mual atau efek samping lainnya; yang lebih ajaib lagi adalah pengobatan ini dilakukan dengan cara bius lokal, saat proses pengobatan saya sadar, saya dapat merasakan setiap tindakan dokter saat pengobatan, total waktu pengobatan tidak sampai 1 jam sudah selesai,” kata Wong Sioe In.
1 Mei, setelah menjalani Intervensi ke-2, gejala sulit bernafas dan lemas yang selama ini mengganggu sudah jauh membaik, saat ini naik turun tangga sudah tidak lagi menjadi kesulitannya seperti saat awal ia masuk rumah sakit. Setelah Intervensi ke-5, Wong Sioe In dengan sangat kaget menyadari bahwa aktivitas seperti yoga, chi dan olahraga lainnya sudah dapat dilakukannya dengan normal, dalam waktu luang ia bahkan bersama temannya pergi ke taman rumah sakit yang ada di lantai 4 untuk berlatih chi dan berjemur, olahraga ini membuatnya jauh lebih nyaman, ia merasa terjauh dari penyakit kanker.
Setelah pengobatan, benjolan dan efusi di paru menghilang, paru dapat terlihat dengan jelas
Ini adalah kali ke-5 Wong Sioe In masuk rumah sakit. Sebelum keluar rumah sakit, ia mengetahui bahwa tumor yang ada di bagian parunya sudah menghilang, efusi di parunya sudah dikeluarkan dan kondisi tubuhnya normal, ia menggenggam tangan dokter untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Wong Sioe In yang menganut kepercayaan Budha terus optimis dari awal sampai akhir untuk mempertahankan suasana hatinya selama melawan kanker, “Menganggap kanker sebagai penyakit umum biasa, jika sakit maka berobat, sampai pada akhirnya kita bisa mengalahkan kanker!” Ini adalah rahasianya melawan kanker, dengan harapan pasien kanker lainnya juga memiliki semangat yang tidak terkalahkan dan berani melawan kanker!
Untuk pertanyaan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami via online, email atau telepon. Untuk info-info terkini, anda dapat mengunjungi Facebook dan Youtube kami.