“Teman-teman saya yang terkasih, saya berharap Anda datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan, yakinlah kalau Anda pasti akan sembuh!”
Muhammad Nasir berasal dari Surabaya, Indonesia. Ia adalah seorang pasien kanker paru dengan metastasis mediastinum kelenjar getah bening dan kedua paru.
Pada awal April 2016, kedua kaki Muhammad Nasir mulai membengkak. Ia tidak tahu penyebabnya atau menyangka kalau dirinya menderita suatu penyakit, karena selain kakinya yang bengkak, semua kondisi tubuhnya sangat normal. Bagaimanapun juga, umurnya sudah tidak muda, untuk memastikan kesehatannya, dengan didampingi istri dan putranya, ia pun melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Muhammad Nasir mengunjungi banyak dokter, termasuk dokter internis, dokter spesialis jantung dan spesialis paru, dan hasil diagnosa yang diberikan dokter adalah kanker paru. Namun, Muhammad Nasir tidak mengetahui diagnose penyakitnya, agar tidak membuatnya khawatir, istri dan anaknya tidak mengatakan yang sebenarnya.
Kemudian, Muhammad Nasir mulai menjalani rawat inap di rumah sakit. Setelah menjalani kemoterapi intravena selama 2 minggu, dokter mengatakan bahwa pengobatan ini hanya dapat menstabilkan kondisi penyakitnya, tidak dapat menyembuhkannya, dan ia harus terus menjalani pengobatan. Mendengar dokter mengatakan ini, putra Muhammad Nasir tergerak untuk mencari metode pengobatan yang lebih efektif, karena bagaimanapun juga, kemoterapi di Indonesia tidak hanya membutuhkan biaya yang besar, tapi juga dapat membawa dampak kerusakan yang besar, sedangkan ayahnya yang berusia 66 tahun sudah terlalu banyak menanggung rasa sakit.
Melalui internet, putra Muhammad Nasir mendapatkan informasi bahwa pengobatan kanker paru di China dan Amerika lebih efektif, dan yang menarik perhatiannya, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki 18 teknologi pengobatan Minimal Invasif. Kemudian melalui informasi di website, putra Muhammad Nasir menghadiri Penyuluhan dan Tanya Jawab Kanker. Setelah berkonsultasi dengan dokter onkologi, ia pun memutuskan untuk membawa ayahnya ke China dan menjalani pengobatan.
Pada 8 Juni 2016, Muhammad Nasir datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Saat itu, sang putra pun memberitahukan kondisi penyakit sebenarnya kepada sang ayah, serta ukuran tumor yang sudah mencapai 7cm. Setelah menjalani seluruh pemeriksaan, Muhammad Nasir terdiagnosa menderita kanker paru stadium 4. Tim Ahli MDT pun berdiskusi untuk menetapkan metode pengobatannya, Intervensi dan Cryosurgery. Saat kedatangan pertama, Muhammad Nasir menjalani rawat inap selama 1 bulan penuh, pada 12 Juni, ia menjalani Cryosurgery pada tumor di paru kanan, kemudian pada 16 Juni dan 5 Juli ia menjalani Intervensi. Efektifitas pengobatan yang dijalaninya sangat jelas, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi Muhammad Nasir telah membaik hingga 50%. Setelah 2 minggu keluar dari rumah sakit, tepatnya 25 Juli, ia harus kembali ke rumah sakit untuk menjalani 2 kali Intervensi dan 1 kali Cryosurgery. Setelah menjalani pengobatan kali ini, kondisinya telah membaik hampir 80%. Wawancara ini dilakukan saat kedatangan ketiganya ke rumah sakit. Menurutnya, saat menjalani Intervensi dan Cryosurgery, tidak ada ketidaknyamanan yang dirasakannya, seluruh tubuhnya sangat rileks. Setelah tindakan pun, ia tidak mengalami mual, muntah dan berbagai efek samping pengobatan lainnya.
sebelum
Muhammad Nasir yang optimis hanya merasa terkejut saat mengetahui dirinya menderita kanker. Sedangkan sang istri yang sudah mengetahui penyakitnya sejak awal selalu bersikap tenang, lembut dan sabar mendampinginya. Menurut sang istri, jika kita menderita penyakit, kita harus melakukan pengobatan, tidak ada yang perlu diragukan. Ia telah menikah Muhammad Nasir selama 45 tahun, ia berharap cinta ini dapat terus bertahan. Ia mengatakan, jangan pernah merasa kalau diri kita sudah tua, kita harus terus berpikir layaknya orang muda.
setelah
Muhammad Nasir percaya bahwa perhatian dari dokter yang ada di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou membuatnya tidak khawatir terhadap kondisi penyakitnya. Dengan adanya teknologi canggih, dokter profesional, serta perhatian dari suster dan keluarganya, yang bisa ia lakukan hanyalah menjalani pengobatan dengan sebaik-baiknya. Meskipun ada perbedaan bahasa, namun lincahnya penerjemah telah menghapus semua hambatan dalam komunikasi. Ia juga dengan tulus berpesan kepada pasien lainnya, “Teman-teman saya yang terkasih, saya berharap Anda datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan, yakinlah kalau Anda pasti akan sembuh!”
Untuk pertanyaan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami via online, email atau telepon. Untuk info-info terkini, anda dapat mengunjungi Facebook dan Youtube kami.