Gagal ginjal kronis (CRF) terjadi karena kerusakan organ ginjal untuk waktu lama, sehingga fungsi ginjal tidak dapat mempertahankan daya kerja tubuh, dan dapat menyebabkan kematian. Gagal ginjal kronis adalah “Silent Killer”, gejala awalnya tidak terlalu signifikan, antara lain oliguria, nafsu makan menurun, mual, muntah dan sebagainya. Gejala-gejala tersebut sering diabaikan. Seiring kondisi penyakit yang semakin serius, tidak hanya dapat tmenyebabkan ginjal tidak berfungsi lagi, tetapi juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti gagal jantung, perikarditis, hipertensi, serta mengakibatkan kerusakan permanen pada tubuh yang dapat menyebabkan kematian.
Seiring dengan meningkatknya kasus penyakit ginjal primer dan sekunder, angka kematian akibat penyakit ginjal kronis juga meningkat secara signifikan, telah menjadi jenis penyakit utama yang mengancam kesehatan masyarakat di dunia. Menurut survei di AS terhadap penyakit ginjal, tingkat kasus penyakit ginjal di seluruh dunia mencapai 13.2%, diperkirakan pada tahun 2020 bisa mencapai 14.4%, dan pada tahun 2030 mencapai 16.7%. Semakin meningkatnya jumlah kasus penyakit ginjal dan berbagai penyakit umum lainnya dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. Gagal ginjal membawa beban penderitaan dan ekonomi kepada para penderita, dan telah mempengaruhi jutaan keluarga di seluruh dunia.
Anemia, edema dan berbagai gejala lainnya berkurang atau menghilang
Penurunan kreatinin darah, protein dan indikator lainnya
Peningkatan fungsi ginjal secara signifikan
Kualitas tidur meningkat
Buang air kecil dan besar mulai teratur
Daya tahan tubuh meningkat
Warna kulit wajah mulai cerah
Kondisi gagal ginjal kronis sangatlah kompleks, melibatkan berbagai organ tubuh, dapat menyebabkan komplikasi.
Gangguan Sistem Pencernaan (Gejala Paling Awal dan Umum): Hilangnya nafsu makan, mual, muntah, distensi abdomen, bau mulut dan sebagainya.
Gangguan Sistem Kardiovaskular (Penyebab Umum Kematian): Hipertensi, gagal jantung, perikarditis, aterosklerosis dan sebagainya.
Gangguan Sistem Pernapasan: Uremia, bronkitis, pneumonia, radang selaput dada (pleuritis) dan sebagainya.
Gangguan Sistem Hematopoietic:Anemia, gusi berdarah, adanya darah dalam tinja, memar (ekimosis) dan sebagainya.
Gangguan Depresi: Kelesuan, kelelahan, pusing, sakit kepala, menurunnya daya ingat, insomnia dan sebagainya.
Disfungsi Seksual: Menurunnya hasrat seksual pada para kaum pria dan wanita
Pemeriksaan umum : Tes protein urin, tes darah, tes urin deteksi dini gagal ginjal, X-ray dan lain-lain.
Dekompensasi Cordis (Stadium 1) : Menurunnya fungsi ginjal, namun tidak ada gejala klinis yang muncul, hasil tes fungsi ginjal juga normal atau sedikit abnormal.
Insufisiensi Ginjal (Stadium 2) : Glomerulus telah mengalami banyak kerusakan, yaitu sekitar 60%-75%, kadar nitrogen urea darah dan kreatinin cenderung tinggi, disertai gejala anemia, kelelahan, kelesuan, penurunan berat badan, gangguan depresi dan sebagainya.
Gagal Ginjal (Stadium 3) : Fungsi ginjal mengalami kerusakan yang parah, yaitu 75%-95%, kadar nitrogen urea darah dan kreatinin meningkat secara signifikan, sering mengalami asidosis, anemia, dan nokturia (buang air kecil di malam hari.
Gagal Ginjal Stadium Akhir Atau Uremia (Stadium 4) : Kerusakan glomerulus telah melampaui 95%, mengalami gejala klinis serius, seperti mual, muntah, oliguria, edema, hipertensi maligna, anemia berat, pruritus, mulut berbau urin dan lain-lain.
Durasi Terapi Stem Cell hanya membutuhkan waktu sekitar 7 hari. Pasca menjalani 2-3 kali terapi, keefektifan pengobatan ini akan terlihat, fungsi ginjal akan pulih secara bertahap, dan gejala-gejala seperti oliguria, edema, anemia dan lainnya akan mulai menghilang.
Sel punca yang sudah dikembangbiakkan itu cenedrung sulit dibedakan oleh sistem imun tubuh, memiliki risiko penolakan yang sangat rendah, serta tidak ada efek samping toksisitas. Proses ini bersifat minimal invasif, tanpa operasi, tanpa rasa sakit, aman dan terpercaya.
Terapi Stem Cell cocok diterapkan pada pasien gagal ginjal stadium 1, 2, 3 ataupun 4. Secara efektif dapat menghilangkan berbagai penyebab gagal ginjal, mencegah komplikasi dan meningkatkan kelangsungan hidup.
Terapi Obat
Meningkatkan beban pada ginjal pasien, dapat menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dalam jangka panjang, menyebabkan beberapa kerusakan pada ginjal dan resistensi obat. Walapun secara perlahan –lahan dapat mengurangi gejala, namun sulit dilakukan pengobatan dari sumbernya, sehingga hasil pengobatan kurang efektif.
Hemodialisis
Metode ini biasa digunakan oleh pasien stadium lanjut. Metode ini memberikan kerusakan besar kepada pasien. Proses hemodialisis cukup kompleks dan memiliki risiko tertentu, saat menjalani pengobatan, biasanya dapat menyebabkan infeksi dan reaksi merugikan.
Transplantasi Ginjal
Hanya cocok diterapkan pada pasien gagal ginjal stadium akhir. Asal donor ginjal yang sangat langka menyebabkan waktu pengobatan menjadi tertunda. Pada kasus pasca operasi, biasanya rentan timbul masalah penolakan atau komplikasi, pasien harus mengkonsumsi obat anti-penolakan dalam jangka waktu panjang.
Terapi Stem Cell adlaah metode dimana stem sel ditransplantasikan dan berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan pasien. Pasca menjalani terapi stem Cell, sel punca akan menuju organ ginjal melalui sirkulasi darah, melahirkan sel epitel dan sel interstitial baru pada bagian tubular ginjal, memperbaiki sel-sel yang rusak, melahirkan berbagai sel-sel multi fungsi yang baru pada organ ginjal, mengembalikan fungsi ginjal, serta mengobati penyakit ginjal secara fundamental.
Terapi Stem Cell, selain dapat menghasilkan sel-sel ginjal yang baru, juga dapat mendiferensiasikan berbagai sel-sel kekebalan yang dibutuhkan untuk membantu mengembalikan jumlah dan kualitas sel kekebalan tersebut ke titik normal, sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menjadi faktor utama mencegah kerusakan.
1. Mengkonfirmasi indikator yang berkaitan dengan terapi
2. Para Ahli menentukan jenis sel yang akan digunakan. Melalui proses diferensiasi , pensterilan yang ketat di laboratorium
3. Proses Terapi Stem Cell dijalani di ruang intervensi
4. Sudah bisa beraktivitas 1 hari pasca pengobatan
5. Hari ke-5 sudah ada indikator yang relevan dan berkhasiat
6. Hari ke-7 sudah diperbolehkan pulang
Teknologi pengobatan Modern Hospital Guangzhou sudah diakui secara internasional dan mendapatkan sertifikat JCI. Dan Modern Cell Center sudah mendapatkan sertifikasi ISO, dilengkapi dengan laboratorium biologi yang profesional dan fasilitas deteksi yang canggih, memiliki staf medis yang berpengalaman, membuat teknologi sel punca mendapat pengakuan dari departemen kesehatan nasional dan departemen kesehatan ketentaraan, menjadi salah satu fasilitas Terapi Stem Cell yang diakui secara nasional. Sumber sel punca telah memenuhi kode etik. Beberapa tahun terakhir ini, Modern Cell Center telah mencapai banyak hasil, terutama untuk pengobatan anti-aging, ginjal, sirosis hati, diabetes, kolitis ulserativa dan penyakit neurologis seperti cedera trauma pada otak, gejala sisa stroke, cerebral palsy, atrofi otak, cedera tulang belakang, rematik, atritis dan berbagai jenis penyakit lainnya, memberikan hasil pengobatan yang efektif dan hari baru bagi para pasien.
Sel punca ditempatkan pada tabung bersuhu 4-10℃ dan diisolasi di laboratorium untuk proses didiferensiasi.
Dalam proses diferensiasi, sel punca perlu dicairkan, dikembangbiakkan, diinduksi, diinspeksi, diuji dan berbagai tahapan lainnya, untuk memastikan bahwa sel punca tersebut dalam kondisi stabil, aman dan memiliki keaktifan yang tinggi.
Proses penyimpanan dan transportasi sel punca juga memiliki standar yang ketat. Harus disimpan pada suhu rendah -196°C, dan harus segera ditransplantasikan ke tubuh pasien. Lama waktu proses selesainya sel punca berdiferensiasi sampai dibawa ke ruang intervensi untuk dimasukkan ke tubuh pasien tidak boleh lebih dari 1 jam.
Fasilitas teknologi Intervensi di Guangzhou Modern Cell Center telah menjadi pembuka jalan bagi metode terapi yang baru. Injeksi sel punca melalui pembuluh darah dapat membuat sel menyebar hingga seluruh tubuh, sebagian besar sel punca akan terdistribusi ke organ-organ lain, dan pada akhirnya jumlah sel punca yang masuk ke pusat organ yang dituju cenderung sedikit. Melalui proses Intervensi, sel punca dapat diinjeksi ke pusat lesi secara akurat, menghindari berkurangnya jumlah sel punca, meningkatkan resistensi dan kelangsungan hidup sel punca pasca proses terapi,serta memberikan hasil terapi yang efektif.
Cara oral, oles dan semprot adalah cara yang bertentangan dengan prinsip dasar terapi stem Cell, merupakan metode yang salah dan tidak efektif, sama sekali tidak memiliki efek terapeutik.
Para staf medis Modern Cell Center berkonsterasi penuh dalam menjalani tugas mereka, tim pakar selalu memberikan perhatian khusus kepada para pasien, menentukan metode pengobatan terbaik berdasarkan faktor penyebab, faktor yang memperparah, dan kondisi penyakit setiap pasien, menjamin setiap pasien mendapatkan kualitas sel terbaik, serta menjamin keefektifan hasil tersebut.
Direktur Spesialis Terapi Stem Cell
Lihat selengkapnya >>Dokter Spesialis Terapi Stem Cell
Lihat selengkapnya >>Penanggung Jawab Pusat Laboratorium Biologi
Lihat selengkapnya >>Penanggung Jawab Penasehat Kesehatan di Luar Negeri
Lihat selengkapnya >>Direktur Wu adalah seorang Ahli pengobatan Minimal Invasif di China, Beliau adalah seorang Ahli dan pencetus pengobatan kanker modern Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Beliau telah terjun dalam penelitian klinis dan stem cell selama bertahun-tahun, yang dapat diterapkan pada pengobatan Diabetes, Sirosis hati dan lainnya, dengan pengobatan yang professional dan berpengalaman. Beliau pernah menerbitkan beberapa artikel seperti “Radiasi Ultraviolet dan Pengobatan Transfusi Oksigenasi pada Deman Dengue”, “Studi Klinis Terapi Darah Kuantum Cahaya” dan artikel lainnya.
Tang Xiangchuan adalah seorang dokter pengobatan Minimal Invasif, Beliau adalah anggota dari Tim MDT St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang ikut terlibat dalam penelitian klinis terapi stem cell selama bertahun-tahun. Terapi Stem Cell dapat digunakan untuk pengobatan Diabetes, Sirosis hati, Gagal ginjal dan penyakit lainnya.
Berpengalaman dalam penelitian klinis dan eksperimen di bidang Terapi Stem Cell, terutama dalam penelitian dasar dan klinis, mekanisme resistensi pengobatan tumor dan penelitian klinis. Fokus pada masalah ilmiah utama sel punca, memperdalam Terapi Stem Cell dalam pengobatan berbagai penyakit kronis yang sulit disembuhkan, berkontribusi penuh dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Arah Penelitian : Terapi Stem Cell dan metode gabungan Timur dan Barat dalam mengobati penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Beliau sudah banyak menerbitkan artikel makalah penelitian dalam jurnal medis China, mendapatkan penghargaan dalam memajukan ilmiah dan teknologi medis tingkat provinsi, berkontribusi dalam mengembangkan inovasi pengobatan klinis.
Berpengalaman dalam praktik klinis selama 30 tahun, memfokuskan diri dalam pengobatan diabetes, ginjal, parkinson dan penyakit kronis lainnya. Membuat pedoman medis “Terapi Konvensional + Terapi Stem Cell + Terapi Tradisional China” untuk penyakit autoimun, penyakit saraf, darah, pernafasan dan berbagai organ lainnya, kondisi tubuh pasien yang menguntungkan bagi sel punca dapat meningkatkan kelangsungan hidup, berkontribusi memberikan efek biologis penuh terhadap sel-sel yang ditransplantasikan tersebut dan lain-lain.