“Kita harus memiliki kesabaran, sikap optimis, pantang menyerah dan jangan lupa berdoa, jika kita sudah berusaha, Tuhan akan membukakan jalan keluar untuk kita.” – Venny Nyotowijoyo.
Venny Nyotowijoyo
Tuhan Memberi Saya Ujian Terbesar
Sebelum berusia 54 tahun, Venny menikmati kehidupan yang tenang dan bahagia. Pada masa mudanya yang cemerlang, ada satu pria yang jatuh cinta dengannya pada pandangan pertama, dan 3 tahun setelahnya, pria inilah yang menjadi suaminya saat ini. Setelah menikah, pasangan ini sangat akur dan saling menghargai. Suaminya tidak pernah melupakan hari ulang tahun sang istri, mereka diberkati dengan seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, anak-anaknya pun sangat penurut. Setelah anak-anaknya beranjak dewasa, mereka ber sekolah di luar negeri, hal ini membuatnya sangat puas.
Keadaan pun berubah pada Mei 2011. Pada saat mandi, Venny meraba kedua payudaranya, di masing-masingnya terdapat benjolan kecil sebesar 2,5cm. Hasil pemeriksaan menunjukkan ia terkena kanker payudara, Venny sangat khawatir dan tidak tahu bagaimana jika kondisi penyakit yang ia idap saat ini akan membuatnya “meninggal dunia”. Tentang pengobatan, karena sebelumnya sang Ibu meninggal setelah mengalami penyebaran kanker pasca operasi, Venny pun menjadi sangat takut untuk melakukan operasi. Ia memilih metode pengobatan tradisional dan setelah itu ia pun masih menjalani fisioterapi.
Venny dan suami
Walaupun serangan kanker tidak mengenal waktu, hal ini tidak membuat Venny kehilangan semangatnya untuk bahagia. Selain menjalani terapi, ia juga sempat menghadiri pesta pernikahan anak laki-lakinya.
Setelah Menerobos Hujan Badai, Maka Muncul lah Pelangi
Pada Mei 2013, payudara Venny sudah berubah bentuk. Benjolan di payudara kanannya sudah menghilang, tetapi benjolan di payudara kirinya malah membesar hingga 10x10 cm, seperti setengah lingkaran hitam keungu-unguan dan disertai cairan yang keluar. Selain itu, ada pembesaran limfa di ketiak kiri bawah sebesar 2x3 cm. Untuk meringankan rasa sakitnya, ia bahkan masih membeli lebih dari 10 ekor lintah untuk menghisap darah pada benjolan tumor tersebut. Venny tentu saja merasa hal ini sangat menjijikan, tetapi ia juga pasrah, karena setelah melakukan cara ini seluruh tubuhnya akan merasa ringan.
Tetapi hal ini bukan solusi yang bertahan lama, Venny memutuskan untuk menjalani operasi, dan dengan alasan keamanan, ia berencana melakukan pengobatan di luar negeri. Saat itu, teman baiknya sedang bersiap-siap melakukan pengobatan lanjutan di Modern Cancer Hospital Guangzhou, temannya pun mengajak ia pergi bersamanya. Dari awal hingga akhir, Venny percaya bahwa Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah petunjuk dari Tuhan. Pada 6 Mei 2013 di Guangzhou, Venny melakukan pemeriksaan, hasil CEA-nya 1129.14ng/ml dan CA153 53.1U/ml. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menjelaskan mengenai kondisi penyakitnya, selain operasi, ia juga harus menjalani Intervensi dan Kemoterapi, supaya dapat membasmi sel-sel kanker secara tuntas.
Beberapa hari kemudian, ahli bedah payudara melakukan operasi pengangkatan tumor di payudara kirinya. Pasca operasi, diagnosis patologisnya adalah tumor karsinoma duktal invasif payudara kiri stadium 3B, stadium lanjut. Venny menanyakan kepada dokter, apakah penyakit ini dapat disembuhkan? Dokter menegaskan kalau ia memiliki harapan yang besar.
Operasi berhasil mengangkat tumor dan invasi jaringan dengan bersih. Setelah operasi, Venny mulai menjalani Intervensi. Karena dikombinasikan dengan kemoterapi ringan, rambutnya mulai rontok dan akhirnya botak. Suaminya dengan cepat menyadari suasana hati Venny yang sejak awal sangat memperhatikan penampilan, maka suaminya pun membelikannya 5 buah rambut palsu. 5 buah rambut palsu ini telah menemani Venny selama setengah tahun. Sampai pada Desember 2013, masa pengobatannya berakhir, rambutnya pun sudah tumbuh hitam dan lebat kembali, ia tidak lagi memerlukan hiasan rambut palsunya.
Saat ini, 4 tahun sudah berlalu, rambut cantik Venny pun sudah tumbuh kembali. Pada akhir Mei 2015, Venny bersama dengan suaminya datang kembali ke Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk melakukan pemeriksaan ulang. Kali ini semua hasil pemeriksaanya sudah normal, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekambuhan. Ia pun telah melewati cobaan ini dan menyambut kembali kehidupan barunya. Bersamaan dengan kelahiran cucu-cucunya, ia pun berhasil menjadi seorang nenek. Setelah sembuh dari kanker, Venny sangat menghargai dan mencintai kehidupannya. Ia rutin mengkonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga seperti jalan cepat dan lari, setiap Sabtu ia berkumpul bersama teman-temannya untuk makan bersama, berbincang-bincang sambil minum teh atau menonton film.
Venny yakin perjuangannya selama ini tidak lepas dari karunia yang diberikan oleh Tuhan. Oleh karena itu, ia berharap dapat membantu pasien lainnya dengan membagikan pengalamannya melawan kanker, agar mereka tetap memiliki kepercayaan diri. Ia sering berpartisipasi dalam berbagai seminar kanker, bahkan tanpa ragu memperlihatkan bekas operasi di payudaranya. Pada April 2015, Venny diberikan gelar sebagai “Pejuang Kanker” pada Forum Akademik ASEAN Pengobatan Kanker Minimal Invasif Pertama, karena ia tetap tersenyum melawan kanker.
Untuk pertanyaan lebih lanjut, anda dapat menghubungi kami via online, email atau telepon. Untuk info-info terkini, anda dapat mengunjungi Facebook dan Youtube kami.